Banyak
faktor yang mendorong seseorang untuk memulai usaha, kadang faktor itu sudah diketahui dengan pasti
dan kadang pula belum diketahui secara pasti. Menimbang : beli DOD atau
itik siap telur´ maka kami menulis artikel yang sebagian besar materinya
kami ambil dari buku³Produksi Unggas Air´ yang ditulis oleh Bapak Ir. Bambang
Srigandono M.Sc dengan sedikittambahan dari kami sesuai keperluan.Faktor-faktor
yang dianggap menguntungkan dalam usaha beternak itik dapat
dilihat sebagai bahan pertimbangan bagi calon peternak itik.
Tidak ketinggalan pula faktor penghambat dalam usaha pengembangannya perlu
kiranya untuk mendapat perhatian agar kita dapat bersiap-siap dalam
mengantisipasi dan mengatasinya.Sebagai bahan pembanding untuk faktor yang
dianggap menguntungkan dalam beternak itik adalah usaha peternakan ayam
karena masih sama-sama jenis unggas :
Dari segi laju pertumbuhannya, ternak
itik dapat tumbuh lebih cepat dari ternak ayam,apalagi itik yang tergolong tipe
pedaging seperti itik peking. Pada umur satu bulan beratitik peking sudah
mencapai 1,5 kg dan pada umur 2 bulan beratnya sudah bisa mencapai3 kg,
sedangkan untuk ayam potong (broiler) pada umur yang sama
hanya bisa mencapaiberat sekitar 1 kg dan 2 kg.2.
Ternak itik diyakini jauh lebih tahan
terhadap penyakit jika dibandingkan dengan ternak ayam. Sekalipun
penyakit-penyakit yang menyerang ternak ayam pada umumnya jugamenyerang itik,
namun akibat yang diderita oleh itik tidak terlalu parah. Hal ini
terkecualihanya pada kepekaannya terhadap aflatoxin
di mana itik amat peka terhadap aflatoxinyaitu jamur pada
biji-bijian.
Dalam bentuk usaha peternakan rakyat,
peternakan itik dapat diusahakan denganmemanfaatkan peralatan yang amat sangat
sederhana, misalnya perkandangannya sertaalat-alat yang digunakan dalam
kandang. Bahkan itik dapat bertahan hidup di alamterbuka dengan model kandang
seperti kemahnya anak pramuka.
Dalam usaha peternakan itik yang
diusahakan secara ekstensif. kita
dapat memanfaatkan alam
sekitar di mana banyak terdapat sumber-sumber karbohidrat dan protein
yangterbuang sia-sia seperti sisa-sisa panen padi di sawah, cacing, ikan-ikan
kecil di sungai-sungai, dan lain sebagainya. Di samping itu, karena itik
memiliki instink berkelompok (
flocking inst inct )yang amat kuat, maka ini sangat
membantu dalam hal pengendalian terutama untuk model
pemeliharaan yang bersifat ekstensif (digembalakan).
Pada umumnya unggas air seperti ternak
itik dan yang lainnya jarang bahkan bisadikatakan tidak memiliki sifat kanibal
dan agonis tik (berkelahi)
Sisi lain pemanfaatan limbah terutama
bulu, selain dapat dimanfaatkan sebagai bahankasur, bantal, atau pakaian, maka
untuk bulu itik jenis tertentu seperti entok dan yanglainnya dapat dipergunakan
sebagai bahan suttle kock . Ini
berarti ada nilai lebih darilimbah yang berasal dari ternak itik.
Secara umum harga produk ternak itik
baik untuk komoditi telur atau daging terasa lebih stabil jika
dibandingkan dengan produk ternak ayam.Akan tetapi tidak selamanya beternak
itik tidak mengalami kendala dalam usaha pengembangannya. Untuk
itu, berikut permasalahan yang biasanya ada dan dianggap sebagai faktor penghambat untuk
usaha pengembangan ternak itik :
1. Di beberapa wilayah Indonesia,
untuk mendapatkan bibit itik yang kualitasnya baik untuk diternakkan masih
merupakan persoalan yang sulit. Hal ini terjadi baik untuk bibit itik
petelur atau itik pedaging. Sedangkan pada usaha ternak ayam untuk
mendapatkan bibit praktis lebih mudah karena sudah
banyak breeder besar yang khusus menangani hal itu.
2. Dalam kondisi tempat serta
lokasi yang serba terbatas, mengusahakan ternak ayam nampaknya masih lebih
mungkin jika dibandingkan dengan ternak itik. Hal ini menyangkut sifat-sifatnya
sebagai unggas air yang mengakibatkan tempat atau lingkungannya menjadi
agak lembab atau bahkan basah dan becek. Keadaan semacam ini
tidak disukai apabila terlalu dekatdengan permukinan manusia karena polusi yang
ditimbulkan akan lebih tinggi.
3. Ternak itik
memerlukan pakan dalam jumlah yang sedikit lebih banyak jika dibandingkan dengan ayam,
kira-kira mencapai 1,5 sampai 1,75 kalinya. Hal ini besar pengaruhnya dipandang dari segi biaya
produksi untuk ransum.
0 komentar:
Posting Komentar